Kamu pasti sering denger berita soal perusahaan startup atau pabrik besar yang “restrukturisasi”, trus tiba-tiba ratusan karyawan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Atau mungkin lo sendiri pernah ngalamin—dateng kerja biasa aja, eh tau-tau dipanggil HRD dikasih surat pisah. Aduh, sedih sih. Tapi… kenapa sih PHK massal ini sering banget terjadi? Apa emang perusahaan jahat? Atau ada alasan lain yang bikin mereka terpaksa ngelakuin ini? Yuk, kita bahas santai.
PHK Massal Itu Apa Sih?
Singkatnya, PHK massal itu ketika perusahaan ngurus banyak karyawan sekaligus—biasanya puluhan, ratusan, bahkan ribuan—dalam waktu singkat. Nggak cuma satu dua orang yang performanya jelek, tapi potong besar-besaran.
Ada yang bilang ini “efisiensi”, ada juga yang bilang “penghematan”. Tapi, sejujurnya, buat karyawan yang kena, rasanya kayak ditusuk dari belakang.
Alasan Klasik: “Karena Ekonomi Lagi Sulit”
Nah, ini alasan paling sering dikeluarin perusahaan:
Perusahaan Rugi/Laba Turun
Kalo pemasukan berkurang drastis, ya otomatis pengeluaran harus dipotong. Dan sayangnya, gaji karyawan itu biasanya jadi cost terbesar. Jadi, daripada bangkrut, mending “trimming” karyawan dulu.Resesi atau Krisis Global
Lihat aja waktu COVID-19 kemarin—banyak industri travel, F&B, dan retail yang collapse. Nggak ada pemasukan, ya terpaksa PHK. Atau kasus tech giant kayak Twitter pas Elon Musk masuk, langsung cut 50% karyawan dalam hitungan hari. Agak gila, tapi ya itu realitanya.Perubahan Teknologi
Ada mesin atau software baru yang bisa gantikan kerja manusia? Ya perusahaan bakal milih yang lebih murah dan efisien. Contoh: pabrik yang dulu butuh 100 operator, sekarang cuma butuh 10 orang + robot.
Alasan Lain yang Nggak Sering Dibahas
Selain faktor ekonomi, ada juga hidden reasons kenapa perusahaan suka gelar PHK massal:
Salah Hitung Pas Ekspansi
Banyak startup yang waktu lagi hype hire banyak banget orang, eh taunya pas modal susut, ternyata nggak butuh sebanyak itu. Akhirnya? “Kita harus kembali ke core business…” (baca: PHK).Merger atau Akuisisi
Dua perusahaan jadi satu? Biasanya ada role yang double. Daripada bayar dua orang untuk kerjaan sama, mending satu di-PHK.Ganti CEO atau Manajemen Baru
Bos baru biasanya bawa playbook baru. Kadang mereka mau “bersih-bersih” tim lama buat bawa orang sendiri. Politik kantor, lah.Biaya Operasional Gila-Gilaan
Sewa gedung mahal, listrik naik, bahan baku melambung—daripada naikin harga produk (yang bisa bikin pelanggan kabur), mending potong karyawan.Aturan atau Regulasi
Ya, kamu benar. Aturan dan regulasi dari pemerintah -yang kadang bisa berubah- menyebabkan perusahaan mencoba beradaptasi, jika gagal beradaptasi maka akan terjadi banyak perubahan -termasuk PHK.
PHK Massal vs. PHK Biasa: Bedanya Apa?
PHK biasa biasanya karena karyawan underperformance, melanggar aturan, atau perusahaan benar-benar closing.
PHK massal lebih ke keputusan bisnis struktural—bukan karena salah karyawan, tapi karena kondisi perusahaan.
Tapi, ya tetep aja sakit sih. Bayangin lo kerja bener, taat aturan, eh tiba-tiba kena layoff karena “kebijakan perusahaan”.
Gimana Caranya Perusahaan PHK Massal “Secara Sopan”?
Sebenernya… nggak ada cara yang bener-bener sopan. Tapi beberapa perusahaan coba soften the blow dengan:
Kasih pesangon lebih besar (kalo bisa).
Bantu outplacement (bantu cari kerja baru).
Kasih notice lebih awal (daripada tiba-tiba “hari ini lo beresin meja”).
Tapi, ya… tetap aja nggak ada yang mau dengar kalimat: “Kami harus melepas Anda.”
Apa yang Bisa Karyawan Lakukan?
Kalo lo khawatir jadi next target, ini beberapa warning signs PHK massal bakal terjadi:
Hiring Freeze (lowongan ditutup tiba-tiba).
Budget Dipotong (dari catering meeting ilang sampe pelatihan dibatalkan).
Ada Rumor “Restrukturisasi” (kata-kata ini hampir selalu pertanda buruk).
Divisi Lo Nggak Revenue-Generating (kalo lo di tim yang dianggep “cost center”, risiko lebih tinggi).
Solusinya?
Jaga jaringan (networking bisa jadi penyelamat kalo tiba-tiba kena PHK).
Upskill (jangan cuma ngandelin skill yang sekarang).
Siapin dana darurat (biar nggak panik kalo tiba-tiba unemployed).
Yang Paling Sering Kena PHK Massal?
Industri Teknologi (Startup sering “hire fast, fire faster”).
Manufaktur (Otomasi = butuh lebih sedikit manusia).
Media & Retail (Banyak yang gulung tikar karena digitalisasi).
Sektor Non-Inti (Kayak HR, marketing, atau admin—yang dianggap “bisa dikurangi” pas krisis).
PHK Massal = Akhir Dunia?
Nggak juga. Banyak orang yang justru nemuin jalan lebih baik setelah di-PHK—mulai usaha, pindah ke perusahaan lebih bagus, atau bahkan career switch yang lebih fulfilling. Tapi, ya… tetep aja, no one wants to be laid off. PHK massal itu bukan tentang lo sebagai karyawan, tapi tentang perusahaan yang lagi berusaha survive. Nggak selalu adil, tapi ya… bisnis tuh keras. Kalo lo sekarang masih aman, bersyukurlah—tapi tetap waspada.